KULTURELLEN.NET – Kitab Injil adalah salah satu bagian penting dari Alkitab Kristen, yang berisi riwayat kehidupan, karya, dan ajaran Yesus Kristus. Namun, tahukah Anda bahwa kitab Injil tidak langsung ditulis dalam bahasa Ibrani, bahasa asli orang Yahudi pada waktu itu? Sebaliknya, kitab Injil ditulis dalam bahasa Suryani atau Aram, bahasa yang banyak digunakan pada saat itu. Artikel ini akan membahas mengapa kitab Injil pada awalnya ditulis dalam bahasa Suryani bukan Ibrani.
Latar Belakang Sejarah
Pada masa hidup Yesus, bahasa yang banyak digunakan oleh orang Yahudi adalah bahasa Ibrani. Namun, pada masa pemerintahan Romawi, bahasa Suryani atau Aram menjadi bahasa yang lebih umum digunakan, terutama di wilayah Timur Tengah. Pada saat itu, bahasa Ibrani lebih dianggap sebagai bahasa keagamaan dan bahasa tulis daripada bahasa sehari-hari.
Ketika kitab Injil mulai ditulis, umumnya pada abad pertama Masehi, penulisnya menggunakan bahasa yang lebih umum digunakan dan dikenal oleh banyak orang, yaitu bahasa Suryani. Bahasa Suryani juga lebih mudah dipahami oleh banyak orang, termasuk orang-orang yang bukan Yahudi.
Bahasa Suryani dalam Kebudayaan Kristen
Bahasa Suryani atau Aram adalah bahasa yang sangat penting dalam sejarah kebudayaan Kristen. Bahasa ini adalah bahasa yang digunakan oleh Yesus dan murid-muridnya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, bahasa ini juga digunakan dalam kitab-kitab lain di Alkitab, seperti kitab Daniel dan Ezra.
Kitab Injil dalam bahasa Suryani disebut “Peshitta”. Peshitta berarti “sederhana” atau “biasa”. Hal ini menunjukkan bahwa kitab Injil ditulis dalam bahasa yang mudah dipahami dan dikenal oleh banyak orang pada waktu itu.
Keuntungan Kitab Injil dalam Bahasa Suryani
Mengapa penulis kitab Injil memilih menggunakan bahasa Suryani daripada bahasa Ibrani? Ada beberapa alasan mengapa bahasa Suryani lebih cocok digunakan sebagai bahasa penulisan kitab Injil:
1. Suryani adalah bahasa sehari-hari yang lebih umum digunakan
Bahasa Suryani pada waktu itu lebih umum digunakan daripada bahasa Ibrani. Banyak orang Yahudi pada masa itu yang lebih nyaman menggunakan bahasa Suryani dalam kehidupan sehari-hari.
2. Suryani lebih mudah dipahami oleh banyak orang
Bahasa Suryani adalah bahasa yang mudah dipahami oleh banyak orang, termasuk orang-orang yang bukan Yahudi. Hal ini memudahkan kitab Injil untuk menyebar ke seluruh wilayah Timur Tengah, dan segera setelah itu, ke seluruh dunia.
3. Suryani lebih sesuai dengan keadaan
Pada saat itu, bahasa Ibrani dianggap sebagai bahasa yang lebih formal dan keagamaan, sementara bahasa Suryani lebih sesuai untuk mengekspresikan ide-ide Kristen. Selain itu, bahasa Suryani juga lebih baik dalam mengekspresikan konsep-konsep spiritual yang sulit diungkapkan dalam bahasa Ibrani.
4. Suryani lebih mudah dijadikan bahasa universal
Bahasa Suryani pada waktu itu adalah bahasa universal yang digunakan di seluruh wilayah Timur Tengah. Hal ini memungkinkan kitab Injil untuk dengan mudah disebarkan ke berbagai wilayah, dan cepat menjadi terkenal di seluruh dunia.
Kesimpulan
Kitab Injil pada awalnya ditulis dalam bahasa Suryani bukan Ibrani karena bahasa Suryani lebih umum digunakan, mudah dipahami, sesuai dengan keadaan, dan lebih mudah dijadikan bahasa universal. Bahasa ini juga memiliki arti yang penting dalam sejarah kebudayaan Kristen. Kitab Injil telah berperan penting dalam menyebarkan ajaran Yesus Kristus ke seluruh dunia, dan bahasa Suryani telah memungkinkan kitab Injil untuk menjadi lebih terkenal dan lebih mudah dipahami oleh banyak orang.